Total Tayangan Halaman

Minggu, 15 Mei 2011

Knowladge Manajement



Manajemen Pengetahuan PT Unilever Indonesia
Era global sedang bergulir kencang. Tantangan berupa turbulensi semakin gencar. Berbagai jenis informasi semakin saling berseliweran saja. Perusahaan yang menjauh dari era ini akan  terpuruk. Pasalnya tantangan masa kini adalah bagaimana menguasai atau mengatasi banyaknya informasi dan pengetahuan yang berasal dari segala penjuru dunia. Bagaimana perusahaan mengorganisasi informasi dan pengetahuan seoptimum mungkin? Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan alasan  mengapa manajemen pengetahuan dibutuhkan. Bagi perusahaan yang tergolong sebagai organisasi belajar maka manajemen pengetahuan sudah menjadi kebutuhan.
Menurut Laudon (2006 : 98) manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah seperangkat proses bisnis yang dikembangkan dalam organisasi untuk menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan menerapkan pengetahuan. Manajemen pengetahuan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mempelajari lingkungan sekitar dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam proses bisnisnya. Sedangkan menurut David dan Associate (1997), manajemen pengetahuan adalah suatu proses yang sistematik dalam menciptakan, mengumpulkan, mengorganisasikan, mendifusikan, memanfaatkan, dan mengeksploitasi pengetahuan. Dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat empat subsistem dari manajemen pengetahuan yakni mendapatkan, menciptakan, menyimpan,  dan mentransfer-memanfaatkan pengetahuan.
Keunggulan kompetitif yang diperoleh seiring dengan perbaikan atau pembelajaran yang lebih cepat dan penciptaan pengetahuan baru merupakan salah satu penggerak dari Knowledge Management. Program Knowledge Management mengarah ke inovasi yang lebih besar, keterlibatan pelanggan yang lebih baik, konsistensi dalam “praktek-praktek baik” dan akses lintas organisasi secara global, serta keuntungan-keuntungan lain.
Hal-hal lain yang dapat menggerakan program Knowledge Manajement meliputi:
• Penciptaan ketersediaan pengembangan content pengetahuan yang terus
   meningkat dan dukungan terhadap produk dan layanan
• Peralihan siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
• Fasilitasi dan pengelolaan inovasi organisasi
• Peningkatan kepakaran SDM dalam organisasi
• Pengambilan keuntungan dari ‘efek jaringan’ ketika banyaknya koneksi
   produktif antar karyawan meningkat, dan ketika kualitas informasi yang
   dipertukarkan juga meningkat
• Pengelolaan pertumbuhan informasi dan data dalam linkungan bisnis
               kompleks dan perijinan karyawan untuk kerap-kali mengakses
               sumberdaya pengetahuan yang relevan dan panduan praktek-praktek terbaik.
• Fasilitasi pembelajaran dalam berorganisasi
• Pengelolaan aset dan kapital intelektual tenaga kerja (seperti kepakaran dan know-how       yang dimiliki oleh individu-individu kunci) ketika individuindividupensiun dan tenaga kerja baru dipekerjakan.
• Peningkatan kecepatan tanggap organisasi terhadap perubahan lingkungan.
Dikutip dari Vibiznews, Leadership & Corp. Culture Kompas disebutkan bahwa
Unilever Indonesia mencatat prestasi yang mengagumkan dalam penerapan knowledge management. Salah satu penghargaan yang didapatkan PT Unilever adalahPenghargaan award “Most Admired Knowledge Enterprise” yang diraih selama tiga kali berturut-turut selama tahun 2005-2008.
1.      Kesuksesan yang diraih PT Unilever dalam hal pengembangan pengetahuan manajemen
adalah  Unilever meletakkan knowledge dan learn sebagai tujuan dalam corporate Culture “...willingness to embrace new ideas and learn continuously”. Learning Award adalah suatu sistem untuk memotivasi orang-orang yang memberikan sharing pengetahuan dan pengalaman kepada rekan kerja yang lain. Atas kontribusi tersebut, mereka mendapatkan poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah sebagai bentuk apresiasi.
  1. Mengimplementasikan knowledge sharing ke dalam bagian dalam bisnis
yaitu employee melalui online sharing heart and mind, consumer dan
customer dengan melalui advertising yang membuat masyarakat mengerti pentingnya hidup sehat.
  1. Menerapkan sharing knowledge seperti program untuk meningkatkan
pengelolaan sampah dan penghijauan kembali.
           
            Pada dasarnya, Keberhasilan penerapan manajemen pengetahuan sangat bergantung pada beberapa faktor. Yang pertama adalah kualitas pemimpin perusahaan yang didukung semua lini. Disini sang pemimpin, katakanlah manajemen menengah,harus komit dan taatasas dalam menerapkan dan mengembangkan sistem secara partisipatif dan integral. Yang kedua adalah dukungan budaya kerja berbasis pengetahuan di kalangan manajemen dan karyawan. Secara eksplisit budaya pengetahuan akan memperkuat budaya kerja yang ada. Dan yang ketiga, karena sebagai sistem maka manajemen pengetahuan harus merupakan  sistem bisnis perusahaan yang total. Artinya subsistem manajemen pengetahuan berkaitan dengan subsistem lainnya seperti dengan subsistem-subsistem  manajemen SDM, manajemen finansial, manajemen kompensasi, manajemen produksi, manajemen pemasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar